Peta dan Penginderaan Jauh

PENDAHULUAN

Peta dan Inderaja merupakan alat bantu untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu untuk menafsirkan pola dan ciri kenampakan alam dan budaya pada berbagai peta dan media citra. Modul ini berisi menjadi empat kegiatan belajar, dengan rincian sebagai berikut:

Kegiatan belajar 1 :Pengetahuan Peta dan Cara Membuatnya.

Kegiatan belajar 2 :Klasifikasi data, Tabulasi dan Pembuatan grafik serta Peta Tematik.

Kegiatan belajar 3:Penginderaan Jauh.

Kegiatan belajar 4:Pola dan Ciri Kenampakan Alam dari Hasil Pemetaan dan Interpretasi Citra.

Karena itu sebaiknya Anda mengikuti petunjuk belajar berikut ini:

  • Modul ini dapat Anda pelajari dalam waktu delapan sampai sepuluh jam.
  • Dalam mempelajari setiap kegiatan belajar, jangan Anda lewatkan latihan/tugas yang telah disediakan. Karena dengan mengerjakannya, berarti Anda dapat mengetahui seberapa jauh Anda telah menguasai isi kegiatan belajar itu.
  • Pelajari sekali lagi uraiannya, terutama bagian yang kurang Anda pahami, sehingga benar-benar jelas. Karena materi pelajaran ini merupakan alat untuk mendapatkan informasi secara luas, cepat, tepat dan akurat.

Dengan petunjuk di atas, semoga Anda mau belajar dan menyukai materi ini, karena materi ini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan tata kota atau pemukiman serta menyimpan data mengenai kenampakan yang ada di permukaan bumi. Untuk memperdalam materi Anda terus belajar dan mencari informasi lebih lanjut seperti dari koran, majalah, brosur atau buku buku yang relevan.

Selamat belajar!

Kegiatan Belajar 1

A.Pengertian Peta

Pernahkah Anda melihat peta? Kalau sudah, apakah sebenarnya peta itu? Baiklah berikut ini akan dijelaskan pengertian peta.

Peta merupakan alat utama di dalam ilmu geografi, selain foto udara dan citra satelit. Melalui peta, seorang dapat mengamati kenampakan permukaan bumi lebih luas dari batas pandang manusia.

Menurut ICA (International Cartographic Association)
Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Pada umumnya, peta digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.

Kalau Anda bertanya kapan peta mulai ada dan digunakan manusia? Jawabannya adalah peta mulai ada dan digunakan manusia, sejak manusia melakukan penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat.

Pada awal abad ke 2 (87 M – 150 M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “Atlas Ptolomaeus”. Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.

Setelah mempelajari pengertian peta, kerjakanlah Latihan 1!

B.Komponen-komponen/Kelengkapan Peta

Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan komponen-komponen peta, agar peta mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan. Adapun komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam suatu peta antara lain:
1. Judul peta
2. Skala peta
3. Legenda atau keterangan
4. Tanda arah atau orientasi
5. Simbol dan warna
6. Sumber dan tahun pembuatan peta
7. Proyeksi peta

Untuk lebih jelasnya mengenai arti dan manfaat dari komponen-komponen peta tersebut, silahkan Anda pelajari uraian berikut ini:

1.Judul Peta
Pada peta yang pernah Anda lihat, di bagian manakah biasanya judul peta diletakkan? Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta Anda dapat segera mengetahui data daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut.

Contoh:
- Peta Penyebaran Penduduk Pulau Jawa.
- Peta Tata Guna Tanah Propinsi Bali.
- Peta Indonesia.

Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum membaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya. Judul peta hendaknya memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta. Selain itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta.

Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakkan dari keseluruhan peta.

2.Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang sama. Skala ini sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan.

Bila ingin menyajikan data yang rinci, maka digunakan skala besar, misalnya 1 : 5000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan hubungan kenampakan secara keseluruhan, digunakan skala kecil, misalnya skala 1 : 1000.000.

Contoh:
skala 1 : 500.000 artinya 1 bagian di peta sama dengan 500.000 jarak yang sebenarnya, apabila dipakai satuan cm maka artinya 1 cm jarak di peta sama dengan 500.000 cm (5 km) jarak sebenarnya di permukaan bumi. Skala peta akan dibahas lebih rinci pada modul berikutnya nanti.

3.Legenda atau Keterangan
Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh si pembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.

gambar 1.1.

4.Tanda Arah atau Tanda Orientasi
Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya pada suatu peta. Gunanya untuk menunjukkan arah utara, Selatan, Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan peta.

gambar 1.2.

5.Simbol dan Warna
Agar pembuatan peta dapat dilakukan dengan baik, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu simbol dan warna. Sebelum dibahas mengenai simbol dan warna pada peta, silahkan perhatikan skema 1.1. di bawah ini:

Uraian berikut ini akan menjelaskan satu demi satu mengenai pengertian simbol dan warna tersebut

a.Simbol Peta
Pada peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat.

Syarat-syarat tersebut adalah:
- sederhana
- mudah dimengerti
- bersifat umum

Macam-macam simbol peta:

1)Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya Bentuk-bentuk simbol yang digunakan pada peta berbeda-beda tergantung dari jenis petanya.

Nampakan area misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya.

a)Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota, pertambangan, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut dan sebagainya.

Contoh: simbol titik (lihat gambar 1.3. dan 1.4.)

b)Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya sungai, batas wilayah, jalan, dan sebagainya. Contoh: simbol garis (lihat gambar 1.5.)

c)Simbol luasan (Area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya. Contoh: simbol luasan (area). Lihat gambar 1.6.

d)Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur dan gerak Contoh: simbol aliran. (lihat gambar 1.7.)


Gambar 1.7. Contoh peta pola pengiriman kopi

Berdasarkan simbol aliran pada gambar 1.7. dapat disimpulkan bahwa pengiriman kopi terbesar di dunia adalah dari wilayah Afrika Barat menuju wilayah Eropa.

e)Simbol batang, digunakan untuk menyatakan harga/dibandingkan harga lainnya/nilai lainnya. Contoh: Simbol batang (lihat gambar 1.8.)

Berdasarkan simbol batang yang terdapat pada peta dan harga setiap ruasnya (1 ruas harganya 100.000 ton padi), dapat disimpulkan wilayah (provinsi) yang produksi padinya terbanyak adalah Kalimantan Selatan dan paling sedikit adalah Kalimantan Timur.


Gambar 1.8. Peta Ekonomi jumlah data tercermin pada tinggi/panjang batang.

f.Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase. Contoh: simbol lingkaran (lihat gambar 1.9) Keterangan gambar 1.9. Berdasarkan simbol lingkaran pada gambar 1.9, dapat disimpulkan bahwa 1/4 bagian (25%) tanah digunakan untuk lain-lain (selain pertanian, perkebunan dan hutan). Sedangkan 3/8 bagian (37,5%) digunakan untuk pertanian, 3/8 bagian (37,5%) lagi digunakan untuk perkebunan dan kehutanan. Pada simbol lingkaran, luas lingkaran mencerminkan jumlah data.

g) Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin besar simbol bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknya makin kecil bola berarti isi (volume) makin kecil. Contoh: simbol bola (lihat gambar 1.10)a.

Gambar 1.10. Peta penduduk. Pada simbol bola, isi bola mencerminkan jumlah data.

2)Macam-macam simbol peta berdasarkan sifatnya Simbol-simbol yang Anda lihat pada peta, ada yang menyatakan jumlah dan ada yang hanya membedakan. Berdasarkan sifatnya, simbol peta dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Simbol yang bersifat kualitatif
b) Simbol yang bersifat kuantitatif

a) Simbol yang bersifat kualitatif
Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang di gambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya. Lihat gambar 1.11.

Gambar 1.11. Simbol luasan yang bersifat kualitatif. Simbol ini hanya membedakan daerah A, B dan C saja.

Keterangan gambar 1.11.
Untuk membedakan antara daerah A, B dan C, digunakan arsir yang berbeda.

b)Simbol yang bersifat kuantitatif
Simbol ini digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah. Lihat gambar 1.12.

Gambar 1.12. Simbol luasan yang bersifat kuantitatif, untuk membedakan tingkat kepadatan yang makin tinggi dari C, B dan A.

Keterangan gambar 1.12. Peta ini menggambarkan tingkat kepadatan penduduk. Makin rapat jarak antara titik menunjukkan daerah tersebut tingkat kepadatan penduduknya makin tinggi. Dapat disimpulkan daerah A memiliki kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan dengan B dan C. Biasanya setiap titik mewakili jumlah tertentu.

3)Macam macam simbol berdasarkan fungsinya
Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya. Untuk menggambarkan bentuk-bentuk muka bumi di daratan, di perairan, atau bentuk-bentuk budaya manusia.

Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat dibedakan menjadi:
a) Simbol daratan
b) Simbol perairan
c) Simbol budaya

a)Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di daratan. Contoh: gunung, pegunungan, gunung api. Lihat gambar 1.13. Gambar 1.13. Simbol daratan.

b)Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan. Contoh: simbol perairan. Lihat gambar 1.14.

c)Simbol budaya, digunakan untuk simbol simbol, bentuk hasil budaya.
Contoh: simbol budaya. Lihat gambar 1.15.

Gambar 1.15. Simbol budaya.

b.Warna
Perhatikan peta yang ada di sekolah Anda, warna apa saja yang ada pada peta tersebut? Peta yang berwarna akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas.

Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat peta, dan kebiasaan umum.

Contohnya:

  1. Untuk laut, danau digunakan warna biru.
  2. Untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
  3. Untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
  4. Daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 - 3000 meter) digunakan warna coklat tua.
  5. Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan laut digunakan warna hijau.

Dilihat dari sifatnya, warna pada peta dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Yang bersifat kualitatif hanya membedakan unsurnya saja (lihat gambar 1.16). Sedangkan yang bersifat kuantitatif terutama dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah atau nilai gradasinya, meskipun juga untuk membedakan unsurnya (lihat gambar 1.17).

Gambar 1.16. Warna kualitatif, penggunaan warna banyak memperlihatkan perbedaan
(I Made Sandi, Esensi, Kartografi, 1976)

Gambar 1.17. Warna kuantitatif. Perbedaan warna untuk memperlihatkan perbedaan tekanan (gradasi) atau perbedaan besar dan kecil (I Made Sandi, Esensi, Kartografi, 1976).

Contoh simbol umum yang dipakai pada sebuah peta.

6.Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Bila Anda membaca peta, perhatikan sumbernya. Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta tersebut benar benar absah (dipercaya/akurat), dan bukan data fiktif atau hasil rekaan. Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat mempercayai data/informasi tersebut. Selain sumber, perhatikan juga tahun pembuatannya. Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama. Dari uraian materi tadi dapat disimpulkan bahwa semua yang ada pada peta dinamakan komponen-komponen kelengkapan peta, tetapi masih ada beberapa komponen lain yang belum disebutkan.

Setelah mempelajari Komponen dan kelengkapan peta, kerjakanlah Latihan 2 dan 3!

C.Cara Membuat dan Membaca Peta

Anda sudah tahu apa itu peta, komponen-komponen peta. Selanjutnya Anda akan mempelajari bagaimana cara membuat dan membaca peta. Pernahkah Anda membuat peta?

1.Membuat Peta
Dalam pembuatan peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan. Yang dimaksud pembuatan peta dalam modul ini bukan dalam pengertian pemetaan wilayah. Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah:

a.menentukan daerah yang akan Anda petakan,

b.membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol,

c.mencari dan mengklarifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan kebutuhan,

d.membuat simbol-simbol yang mewakili data,

e.menempatkan simbol pada peta dasar,

f.membuat legenda (keterangan), dan

g.melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar.

2.Tata Cara Penulisan pada Peta
Untuk membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan di antara para ahli (kartografer) yaitu sebagai berikut:

a. Nama geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.

Contoh: Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara). Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring. (Lihat gambar 1.18)

b.Nama jalan di tulis harus searah dengan aras jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil. (lihat gambar 1.19).

Gambar 1.19.Contoh penulisan jalan

Gambar 1.20. Contoh penulisan nama kota.

c.Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:
1) di bawah simbol kota
2) di atas simbol kota
3) di sebelah kanan simbol kota
4) di sebelah kiri simbol kota
(Lihat gambar 1.20)

3.Memperbesar dan Memperkecil Peta
Setelah Anda memahami langkah-langkah dalam membuat peta, macam-macam simbol peta dan penggunaannya, sekarang kita pelajari bagaimana cara memperbesar dan memperkecil peta.

a.Memperbesar Peta
Untuk memperbesar peta yang bisa Anda lakukan yaitu;

1)Memperbesar grid (sistem kotak-kotak)
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah :

a)Buat grid pada peta yang akan diperbesar.

b)Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar peta baru, pembesarannya sesuai dengan rencana pembesaran.

c)Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.

d)Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran.

Contoh:
Peta berskala 1 : 100.000 akan diperbesar 2 kali, maka skala menjadi 1 : 50.000. (Lihat gambar 1.21)

2)Fotocopy
Cara lain memperbesar peta adalah dengan cara fotocopy peta tersebut. Bila Anda ingin memperbesar peta gunakanlah mesin fotocopy yang dapat memperbesar peta. Dengan fotocopy, untuk peta yang menggunakan skala garis atau skala tongkat tidak ada masalah, karena panjang garis atau tongkat mengikuti perubahan. Peta dengan skala angka harus diubah dulu skalanya menjadi skala garis sebelum di fotocopy.

Contoh: Mengubah skala angka ke skala garis

3)Menggunakan alat pantograf
Selain dengan memperbesar grid dan memfotocopy untuk memperbesar peta Anda dapat menggunakan alat pantograf. Pantograf adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta.

b.Memperkecil Peta
Bila Anda ingin memperkecil peta, caranya sama dengan memperbesar peta yaitu:

1)memperkecil peta

2)memfotocopy peta dengan mesin fotocopy yang dapat memperkecil peta

3)menggunakan pantograf Di bawah ini disajikan gambar sketsa dari pantograf

Di bawah ini disajikan gambar sketsa dari pantograf:

Sketsa alat pantograf. Pantograf dapat dipakai untuk memperbesar atau memperkecil skala peta.

Dengan menggunakan alat ini kita dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaranb genjang (a, b dan c) mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, yaitu memperbesar atau memperkecil peta.

Rumus yang digunakan:

Contoh: Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat.

Diketahui: m = 1 (besar peta yang asli) M = 5 (besar peta yang akan dibuat)

Maka skala faktor = 1/5 x 500 = 100

Setelah didapat besarnya skala faktor, lalu pantograf diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing lengan pantograf mempunyai skala faktor sama dengan 100.

Caranya:
Peta yang akan diperbesar letakkan ditempat B dan kertas gambar kosong letakkan di tempat gambar A yang sudah dilengkapi pensil. Kemudian (dijiplak) gerakkan B mengikuti peta asal, melalui kaca pengamat.

Setelah mempelajari Memperbesar dan Memperkecil Peta,kerjakanlah Latihan 4!

4.Membaca Peta
Dalam membaca peta, Anda harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi yang ada pada peta. Kalau Anda dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka Anda akan memiliki gambaran mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum pernah melihat atau mengenal medan (muka bumi) yang

Tugas Kegiatan Belajar 1

TUGAS 1

A.Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Dataran rendah pada peta topografi diberi warna ....

A.biru

B.kuning

C. kuning muda

D. hijau

E.kuning tua

2. Syarat syarat peta:
1. bersih, rapi dan indah
2. jarak di peta sama dengan jarak di lapangan
3. dapat ditangkap maknanya
4. memiliki judul, skala dan legenda
5. memberikan makna yang sebenarnya
Termasuk syarat peta yang baik adalah yang tertera pada nomor ....

A.1, 2 dan 3

B.1, 3 dan 5

C. 3, 4 dan 5

D. 1, 2 dan 4

E.2, 4 dan 5

3. Pernyataan berikut mengenai tujuan pembuatan peta yang paling tepat adalah....

A.menyajikan informasi permukaan bumi melalui gambar

B.menyajikan informasi gejala-gejala yang ada di permukaan bumi

C. menyajikan informasi keruangan gejala-gejala yang ada di permukaan bumi

D. menyajikan informasi lokasi dan tempat-tempat di permukaan bumi

E.menyajikan informasi persebaran keruangan di permukaan bumi

4. Pengetahuan khusus yang mempelajari peta dinamakan ....

A.kartografi

B.geografi

C. kartograf

D. geodesi

E.topografi

5. Simbol garis yang menggambarkan batas provinsi adalah ....

A.+ + + + +

B.- - - - - -

C. + - + - + -

D. +.+.+.+.+

E.—.—.—.—

6. Simbol titik pada sebuah peta umumnya menunjukkan ....

A.isi

B.kota

C. sungai

D. jumlah

E.jalan raya

7. Setiap peta mencantumkan hal-hal di bawah ini, kecuali ....

A.legenda

B.skala peta

C. petunjuk arah

D. tahun pembuatan

E.ukuran luas peta

8. Sebuah peta diperbesar 5 kali, maka skala faktornya apabila memakai pantograph adalah ....

A.100

B.200

C. 300

D. 400

E.500

9. Alat untuk mengukur jarak langsung adalah ....

A.kompas

B.tali meteran

C. theodolite

D. yalon

E.patok

10. Utara yang menunjukkan arah utara sebenarnya, disebut ....

A.utara magnetis

B.utara geografis

C. utara grid

D. utara vertikal

E.utara horizontal

B.Dengan bimbingan Guru Bina, cobalah Anda latihan membuat peta batas batas halaman sekolahmu atau rumahmu dengan skala 1 : 2000. Anda telah menyelesaikan materi kegiatan 1. Dengan memahami materi ini Anda telah mengetahui bagaimana cara membuat peta dan membaca peta. Sekarang, silahkan kerjakan soal soal tes di akhir kegiatan 1 ini, lalu cocokkan jawaban Anda dengan kunci yang tersedia. Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap materi ini dapat dilihat persentase jawaban yang benar. Bila mencapai lebih dari atau sama dengan 75%, berarti Anda telah memahami. Bila masih kurang dari 75%, Anda perlu mempelajari kembali materi modul ini dan menjawab soal soal tesnya sampai Anda mencapai tingkat pemahaman 75% atau lebih.

Kegiatan Belajar 2

KLASIFIKASI DATA

Klasifikasi data dilakukan untuk mempermudah penggambaran data ke dalam peta. Klasifikasi data dilakukan pada data yang jumlahnya banyak dan biasanya merupakan data statistik Berikut contoh cara klasifikasi data: Data penduduk di wilayah RT.07/RW.05 Perumahan Harum, Kelurahan Kenanga, Kecamatan Bunga sebanyak 60 orang, terdiri atas orang dewasa dan anak-anak, sedangkan nama dan umurnya sebagai berikut:

 

No

Nama

Umur

No

Nama

Umur

1 Bambang 42 tahun 31 Kuswanto 19 tahun
2 Sri Istiqomah 37 tahun 32 Ninik 17 tahun
3 Nia Zaviana 11 tahun 33 Icha 2 tahun
4 Nabila Yumma 5 tahun 34 Puji 34 tahun
5 Afandi 52 tahun 35 Dinda 10 tahun
6 Eti Maryati 51 tahun 36 Endang 45 tahun
7 Ery 19 tahun 37 Hartini 46 tahun
8 Supri Edi 29 tahun 38 Eny 22 tahun
9 Wiwik 25 tahun 39 Hendro 25 tahun
10 Esti 19 tahun 40 Dafa 3 tahun
11 Prima 8 tahun 41 Joko P 45 tahun
12 Soewignyo 36 tahun 42 Endah 41 tahun
13 Siti 33 tahun 43 Kurnia 13 tahun
14 Anis 9 tahun 44 Nurlaili 76 tahun
15 Nita 3 tahun 45 Samsu 35 tahun
16 Akwar 75 tahun 46 Zabidin 48 tahun
17 Anik 61 tahun 47 Asyari 23 tahun
18 Euis 18 tahun 48 Abadi 39 tahun
19 Wawan 16 tahun 49 Mulyono 51 tahun
20 Sukiyatno 45 tahun 50 Salamah 60 tahun
21 Yoyok 32 tahun 51 Gunawan 55 tahun
22 Vita 15 tahun 52 Yanti 55 tahun
23 Sasa 5 tahun 53 Gani 15 tahun
24 Sella 65 tahun 54 Enggar 18 tahun
25 Linggarjati 38 tahun 55 Indriana 39 tahun
26 Faras 4 tahun 56 Koisah 60 tahun
27 Nina 1 tahun 57 Marhono 28 tahun
28 Alma 5 tahun 58 Ika 6 tahun
29 Setyo 19 tahun 59 Sudiyono 43 tahun
30 Titin 18 tahun 60 Iskandar 38 tahun

B.TABULASI DATA

Anda sering dihadapkan pada data jumlah yang banyak. Apabila data tersebut langsung Anda pelajari atau dievaluasi, maka akan mendapatkan kesulitan. Untuk itu Anda harus membuat tabulasinya. Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam bentuk tabel atau diagram untuk memudahkan pengamatan atau evaluasi. Dengan tabulasi, Anda dapat melihat data yang mencerminkan keadaan sesungguhnya dari suatu wilayah atau suatu fenomena  berikut:

Tabel 2.1. Cara Mentabulasi Data

C.GRAFIK

Grafik merupakan hasil pengolahan data yang akan membuat kita mudah memahami data. Berikut ini akan diuraikan jenis grafik atau diagram dan cara membuatnya.

1.Grafik lingkaran (pie graph)
Grafik lingkaran (pie graph) adalah grafik yang berupa lingkaran dengan jari-jari lingkaran yang membagi lingkaran itu secara proposional antara sudut lingkaran dengan persentase data. Langkah-langkah membuat grafik lingkaran adalah sebagai berikut:

a.Mengambil data statistik. Misalnya: - jumlah penduduk di pulau pulau besar Indonesia - data curah hujan di Indonesia - data ketinggian tempat.

b.Mengubah data ke dalam bentuk persentase terhadap seluruh jumlah data.

c.Membuat lingkaran dan jari jari dengan perbandingan yang proporsional antara persentase data dengan sudut lingkaran.

2.Grafik Batang (bar graph)
Grafik batang adalah grafik yang datanya diwakili oleh segi empat, baik horizontal maupun vertikal.
Contoh: terdapat pada data (Tabel 2.1) yaitu data kependudukan. Lihat grafik 2.2.

3.Grafik garis (line graph)
Grafik garis adalah grafik yang datanya diwakili oleh garis atau titik-titik. Grafik garis juga disajikan dengan sumbu absis (sumbu x) dan sumbu ordinat (sumbu y). Contohnya: berdasarkan data tabel 2.1. Lihat grafik 2.3.

D.PETA TEMATIK

Anda masih ingat, bahwa peta terdiri dari dua jenis, yaitu peta umum dan peta tematik? Perbedaan kedua jenis peta tersebut terletak dari informasi yang ada di dalam peta.

Dengan mempelajari jenis peta Anda akan mengetahui peta itu bisa digunakan sangat beragam, sukar untuk menghitung jumlah peta yang sebenarnya. Meskipun begitu peta dapat digolongkan (diklasifikasikan) menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

Jenis Peta berdasarkan Isinya

Berikut ini adalah penjelasan penggolongan peta berdasarkan isinya. Berdasarkan isinya peta dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: peta umum dan peta khusus (tematik).

1.Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua kenampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman penduduk dan lainnya.

Peta umum ada dua jenis yaitu: peta topografi dan chorografi.

a.Peta Topografi. Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi- rendahnya) permukaan bumi. Peta ini dilengkapi dengan kenampakkan yang lain, seperti bentang alam dan bentang budaya secara detail. Peta ini pada umumnya mempunyai skala besar antara 1 : 50.000 sampai dengan 1 : 100.000.

b.Peta chorografi Yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil. Misalnya: Peta Dunia, Atlas.

2.Peta Khusus (tematik)
Peta khusus atau peta tematik adalah peta yang menggambarkan tema atau fenomena geosfer tertentu yang ditonjolkan. Tema Peta peta tematik tercermin pada simbol-simbol yang digunakan misalnya kepadatan penduduk, peta suhu udara, peta curah hujan, chart dan sebagainya. Chart adalah peta jalur penerbangan atau pelayaran. Dalam chart ini yang penting adalah tempat-tempat yang akan disinggahi pesawat atau kapal, dengan arah dan jarak yang tepat.

Cara Pembuatan Peta Tematik

  1. Syarat utama adalah ketersediaan data dan mengetahui lokasi data itu berada.
  2. Adanya peta dasar. Karena peta dasar memberikan informasi dasar tentang wilayah yang akan dipetakan, seperti informasi batas wilayah, jalan, sungai, danau, atau laut sehingga mudah dalam menempatkan data.

Misalnya: Kita akan membuat peta tematik yang menunjukkan informasi tentang penyebaran jumlah penduduk di berbagai kecamatan di Kabupaten Malang. Untuk itu kita harus mempuyai data tentang jumlah penduduk tiap kecamatan di kabupaten Malang. Kita juga harus memiliki peta dasar wilayah kabupaten. Malang yang memuat berbagai informasi, antara lain batas wilayah, kecamatan, jalan, sungai, dan sebagainya.

Data dalam pembuatan peta bisa dari mana saja sumbernya, misalnya pengukuran langsung, penyadapan citra penginderaan jauh, penggunaan peta-peta yang sudah ada dan data statistik

3.Simbol-simbol pada peta tematik
Peta tematik dapat menggambarkan yang ada di permukaan bumi secara spesifik, baik secara kualitatif maupun statistik.
Menurut dimensinya jenis kenampakan yang ada dipermukaan bumi dapat dikelompokkan menjadi:

a.Kenampakan posisional (kenampakan titik), adalah bentuk kenampakan yang tidak memiliki dimensi, tetapi hanya menjelaskan bahwa di tempat tertentu ada obyek, misalnya mata air, mesjid, industri dan pelabuhan udara.

b.Kenampakan linier (garis) adalah kumpulan yang dianggap memiliki satu dimensi, berupa panjang. Misalnya, ruas jalan, sungai, garis pantai, jalan kereta api dan batas negara.

c.Kenampakan luasan (Areal), kenampakan yang memiliki dua dimensi yaitu panjang dan lebar yang membentuk luasan. Misalnya danau, sawah, tegalan.

Untuk lebih jelasnya, cobalah Anda mengingat kegiatan belajar 1 tentang salah satu komponen-komponen peta. Untuk mengetahui kemampuan Anda dalam mempelajari kegiatan belajar 2, coba Anda kerjakan tes mandiri berikut ini.

Tugas Kegiatan Belajar 2

A.

1.Cobalah klasifikasikan data kependudukan di bawah ini.

2. Buatlah tabulasinya, grafik garisnya serta grafik batangnya (diagramnya).

No

Nama

Umur

No

Nama

Umur

1 Bambang 42 tahun 31 Kuswanto 19 tahun
2 Sri Istiqomah 37 tahun 32 Ninik 17 tahun
3 Nia Zaviana 11 tahun 33 Icha 2 tahun
4 Nabila Yumma 5 tahun 34 Puji 34 tahun
5 Afandi 52 tahun 35 Dinda 10 tahun
6 Eti Maryati 51 tahun 36 Endang 45 tahun
7 Ery 19 tahun 37 Hartini 46 tahun
8 Supri Edi 29 tahun 38 Eny 22 tahun
9 Wiwik 25 tahun 39 Hendro 25 tahun
10 Esti 19 tahun 40 Dafa 3 tahun
11 Prima 8 tahun 41 Joko P 45 tahun
12 Soewignyo 36 tahun 42 Endah 41 tahun
13 Siti 33 tahun 43 Kurnia 13 tahun
14 Anis 9 tahun 44 Nurlaili 76 tahun
15 Nita 3 tahun 45 Samsu 35 tahun
16 Akwar 75 tahun 46 Zabidin 48 tahun
17 Anik 61 tahun 47 Asyari 23 tahun
18 Euis 18 tahun 48 Abadi 39 tahun
19 Wawan 16 tahun 49 Mulyono 51 tahun
20 Sukiyatno 45 tahun 50 Salamah 60 tahun
21 Yoyok 32 tahun 51 Gunawan 55 tahun
22 Vita 15 tahun 52 Yanti 55 tahun
23 Sasa 5 tahun 53 Gani 15 tahun
24 Sella 65 tahun 54 Enggar 18 tahun
25 Linggarjati 38 tahun 55 Indriana 39 tahun
26 Faras 4 tahun 56 Koisah 60 tahun
27 Nina 1 tahun 57 Marhono 28 tahun
28 Alma 5 tahun 58 Ika 6 tahun
29 Setyo 19 tahun 59 Sudiyono 43 tahun
30 Titin 18 tahun 60 Iskandar 38 tahun

B.

  1. Cobalah klasifikasikan simbol titik, garis dan luasan secara kuantitatif dan kualitatif serta berikan contoh gambarnya. (Dalam bentuk tabel).
  2. Buatlah salah satu peta tematik dari judul berikut:
    a. Penggunaan lahan di ....
    b. Penduduk di ....
    c. Provinsi di Indonesia
    d. Persebaran flora di Indonesia

Pergunakan peta di atas dengan menggunakan salah satu simbol berikut:
a. simbol titik
b. simbol garis
c. simbol area (luasan)

Setelah menjawab tes mandiri kegiatan 2, maka Anda boleh mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban di akhir modul ini. Jika Anda menjawab dengan benar dan memahaminya, selamat! Berarti Anda boleh melanjutkan pada kegiatan belajar 3.

Kegiatan Belajar 3

A.PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH

Beberapa ahli berpendapat bahwa inderaja merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data di permukaan bumi, jadi inderaja sekedar suatu teknik. Dalam perkembangannya ternyata inderaja seringkali berfungsi sebagai suatu ilmu seperti yang dikemukakan oleh Everett Dan Simonett (1976): Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu, karena terdapat suatu sistimatika tertentu untuk dapat menganalisis informasi dari permukaan bumi, ilmu ini harus dikoordinasi dengan beberapa pakar ilmu lain seperti ilmu geologi, tanah, perkotaan dan lain sebagainya.

Pendapat lain mengenai Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. (Lillesand & Kiefer, 1994)

Penginderaan jauh dalam bahasa Inggris terjemahannya remote sensing, sedangkan di Perancis lebih dikenal dengan istilah teledetection, di Jerman disebut farnerkundung distantsionaya (Rusia), dan perception remota (Spanyol).

Meskipun masih tergolong pengetahuan yang baru, pemakaian penginderaan jauh cukup pesat. Pemakaian penginderaan jauh itu antara lain untuk memperoleh informasi yang tepat dari seluruh Indonesia yang luas. Informasi itu dipakai untuk berbagai keperluan, seperti mendeteksi sumber daya alam, daerah banjir, kebakaran hutan, dan sebaran ikan di laut. (lihat gambar 3.1)

1.Citra
Dalam penginderaan jauh di dapat masukkan data atau hasil observasi yang disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambatan yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan citra bunga tersebut.

Gambar 3.2.

Hasil foto secara horizontal tampak sangat berbeda (lihat gambar 3.2) dibandingkan dengan hasil pemotretan dari atas atau udara. Lihat gambar 3.3.

3.3. Perubahan dari foto udara (a) menjadi sebuah peta


(b) dengan skala yang tetap.

Menurut Hornby (1974) Citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat sensor lain. Sedangkan menurut Simonett, dkk (1983) Citra adalah gambar rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang didapat dengan cara optik, electrooptik, optik-mekanik, atau electromekanik. Di dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah yang berarti citra dalam bahasa Indonesia, yaitu “image” dan “imagery”, akan tetapi imagery dirasa lebih tepat penggunaannya (Sutanto, 1986). Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut harus diinterprestasikan atau diterjemahkan/ ditafsirkan terlebih dahulu.

2.Wahana
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

a.Pesawat terbang rendah sampai medium (Low to medium altitude aircraft), dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra foto (foto udara).

b.Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan Multispectral Scanner Data.

c.Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

B.SISTEM PENGINDERAAN JAUH

Untuk memudahkan Anda memahami tentang pengertian umum sistem penginderaan jauh maka sistem penginderaan jauh beserta komponen-komponennya disajikan secara skematik pada gambar 3.4.

Komponen dan interaksi antar komponen dalam sistem penginderaan jauh dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut:

1.Tenaga untuk Penginderaan Jauh
Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan sensor buatan, untuk itu diperlukan tenaga penghubung yang membawa data tentang obyek ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam dengan 3 cara dengan variasi sebagai berikut:

a.Distribusi daya (force). Contoh: Gravitometer mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya tarik bumi.

b.Distribusi gelombang bunyi. Contoh: Sonar digunakan untuk mengumpulkan data gelombang suara dalam air.

c.Distribusi gelombang electromagnetik. Contoh: Camera untuk mengumpuilkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.

Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga yaitu matahari yang merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik alami yang digunakan pada teknik pengambilan data obyek dalam penginderaan jauh. Penginderaan jauh dengan memanfaatkan tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem pasif. Sedangkan sumber tenaga buatan digunakan dalam penginderaan jauh sistem aktif.

Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor. Ia juga dapat berupa tenaga dari obyek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlahnya pada pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim.

2.Atmosfer
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga hanya sebagian kecil saja tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut “jendela atmosfer”. Jendela atmosfer yang paling dulu dikenal orang dan paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh hingga sekarang ialah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 µm hingga 0,7 µm. (Lihat gambar 3.5)

Gambar 3.5. Panjang gelombang “Special Band” spektrum elektromagnetik dan saluran yang digunakan dalam penginderaan jauh (Sabins Jr., 1978).

Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak dapat mencapai permukaan bumi secara utuh, karena sebagian dari padanya mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan. Perhatikan gambar 3.6.

3.Sensor atau Alat Pengindera
Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu obyek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. (Lihat tabel 3.1). Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil obyek yang dapat direkam oleh sensor semakin baik kualitas sensor itu dan semakin baik resolusi spasial dari citra.

Tabel 3.1. JENIS SENSOR DAN SIFATNYA


SPEKTRUM DAN SISTEM SENSOR

PANJANG GELOMBANG (µm)

KEMAMPUAN MENGATASI KENDALA CUACA

SAAT PENGINDERAAN

Ultra Violet
= Optical mechanical scanner
= Image orthicon
= Kamera dengan film infra merah
TAMPAK
= Kamera konvensional
= Multispektral Scanner
= Vidicon
INFRAMERAH PANTULAN = Kamera konvensional dengan film inframerah
= Solid state detector dalam scanner
= Radiometer
INFRAMERAH THERMAL
= Solis state detector dalam Scanner dan radiometer
= Quantum detector
GELOMBANG MIKRO
= Scanner dan Radiometer Kabut/ awan
= Antena dan siecuit
RADAR
= Scanner dan Radiometer
= Antena dan Sircuit

0,01 - 0,4

0,4 - 0,7

0,7 - 1,5

3,5 - 30,0

 

 

103 - 106

 

8,3 x 103

1,3 x 106

 

 

Kabut Tipis

Campuran asap dan kabut

Kabut tipis, asap

 

 

Kabut tipis, asap

Kabut tipis, asap, awan hujan

Siang

 

Siang, kecuali bila digunakan penyinaran aktif

siang

siang - malam

siang - malam

siang - malam

Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan:

a. Sensor Fotografi
Proses perekaman ini berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan foto. Kalau pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau wahana lainnya, fotonya disebut foto udara. Tapi bila pemotretan dilakukan dari antariksa, fotonya disebut foto orbital atau foto satelit.

b.Sensor Elektrik
Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik. Alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya. Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik ini kemudian diproses menjadi data visual maupun menjadi data digital yang siap dikomputerkan. Pemerosesannya menjadi citra dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:

1)dengan memotret data yang direkam dengan pita magnetik yang diwujudkan secara visual pada layar monitor.

2)dengan menggunakan film perekam khusus. Hasilnya berupa foto dengan film sebagai alat perekamnya, tapi film di sini hanya berfungsi sebagai alat perekam saja, maka hasilnya disebut citra penginderaan jauh.

4.Perolehan Data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan interpretasi secara visual, dan dapat pula dengan cara numerik atau cara digital yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya diinterpretasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat diinterpretasi secara manual maupun secara numerik.

5.Pengguna Data
Penggunaan data (orang, badan, atau pemerintah) merupakan komponen paling penting dalam penginderaan jauh karena para penggunalah yang dapat menentukan diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh tersebut. Data yang dihasilkan mencakup wilayah, sumber daya alam suatu negara yang merupakan data sangat penting untuk kepentingan orang banyak, maka data ini penting dijaga penggunaannya.

C.JENIS CITRA

Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographyc image) atau foto udara dan citra non foto (non-photograpyc image).

1.Citra Foto
Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar yaitu:

a.Spektrum Elektromagnetik yang digunakan Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:

1)Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultra violet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya tidak banyak informasi yang dapat disadap, tetapi untuk beberapa obyek dari foto ini mudah pengenalannya karena kontrasnya yang besar. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi; tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan kapur.

2)Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 – 0,56 mikrometer). Cirinya banyak obyek yang tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap obyek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter. Baik untuk survey vegetasi karena daun hijau tergambar dengan kontras.

3)Foto pankromatik yaitu foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Cirinya pada warna obyek sama dengan kesamaan mata manusia. Baik untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan banjir, penyebaran air tanah dan air permukaan.

4)Foto infra merah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat hingga panjang gelombang 0,9 – 1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus. Cirinya dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona pada foto infra merah tidak ditentukan warna daun tetapi oleh sifat jaringannya. Baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit.

5)Foto infra merah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan infra merah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau. Dalam foto ini obyek tidak segelap dengan film infra merah sebenarnya, sehingga dapat dibedakan dengan air.

b.Sumbu Kamera. Sumbu kamera dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu (Lihat gambar 3.7):

1)Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph) yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.

2)Foto condong atau foto miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar.Tapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1 – 4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal.

Foto condong masih dibedakan lagi menjadi:

a)Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto.

b)Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya.

c.Sudut liputan kamera Paine (1981) membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (angular coverage) atas 4 jenis. Lihat tabel 3.2.

Jenis kamera Panjang Sudut Jenis foto

fokus liputan

Sudut kecil (narrow angle)
Sudut normal (normal angle)
Sudut lebar (wide angle)
Sudut sangat lebar (super-wide angle)

304,8
209,5
152,4
88,8

< 60o
60 - 70o
75 - 100o
> 100o
Sudut kecil
Sudut normal/standar
Sudut lebar
Sudut sangat lebar

Tabel 3.2. Jenis foto berdasarkan sudut liputan kamera

d.Berdasarkan jenis kamera yang digunakan foto dapat dibedakan atas:

1)Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.

2)Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Adapun pembuatannya ada 3 cara:

a)multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu sasaran.

b) kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa.

c)kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna.

Foto jamak dibedakan lebih jauh lagi:

a)Foto multispektral yaitu beberapa foto untuk daerah yang sama dengan beberapa kamera, atau satu kamera dengan beberapa lensa masing-masing, lensa menggunakan band (saluran) yang berbeda yaitu biru, hijau, merah serta infra merah pantulan.

b)Foto dengan kamera ganda yaitu pemotretan di suatu daerah dengan menggunakan beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda. Misal pankromatik dan infra merah.

c)Foto dengan sudut kamera ganda yaitu dengan menggunakan satu kamera vertikal di bagian tengah dan beberapa foto condong di bagian tepi.

Gambar 3.7. Blok bujursangkar dan liputan foto udara (Smith, 1943): a) Foto vertikal, b) Foto agak condong, c) Foto sangat condong. (Sutanto, Penginderaan Jauh, jilid 1, 1994).

e.Warna yang digunakan:

1)Foto berwarna semu (false color) atau foto infra merah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna obyek tidak sama dengan warna foto. Misalnya vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum infra merah, tampak merah pada foto.

2)Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.

f.Sistem wahana Berdasarkan wahana yang digunakan dibedakan:
1) Foto udara yaitu foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.
2) Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.

2.Citra Non Foto
Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera.

Tugas Kegiatan Belajar 3

TUGAS 3

Jawablah dengan singkat dan jelas!

1.Deskripsikanlah pengertian penginderaan jauh!

2.Apa yang dimaksud dengan citra?

3.Apa saja yang mempengaruhi jumlah tenaga matahari untuk mencapai bumi?

4.Apakah yang dimaksud dengan Resolusi spasial?

5.Bedakanlah citra foto dengan citra non foto!

6.Identifikasikan komponen apa saja yang termasuk sistem penginderaan jauh!

7.Bedakanlah sensor fotografi dengan sensor electronik!

8.Apakah perbedaan peta dengan citra penginderaan jauh?

Kegiatan Belajar 4

A.INTERPRETASI CITRA

Menurut Este dan Simonett, 1975: Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut.
Jadi di dalam interpretasi citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya mengenali obyek melalui tahapan kegiatan, yaitu:
• deteksi
• identifikasi
• analisis

Setelah mengalami tahapan tersebut, citra dapat diterjemahkan dan digunakan ke dalam berbagai kepentingan seperti dalam: geografi, geologi, lingkungan hidup dan sebagainya.

•Deteksi. Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya suatu obyek. Misalnya obyek berupa savana.

•Identifikasi. Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali obyek yang tergambar pada citra yang dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor dengan alat stereoskop. Ada 3 ciri utama yang dapat dikenali yaitu:

1.Ciri spektral Yaitu ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan obyek. Ciri spektral dinyatakan dengan rona dan warna. Rona atau tone adalah tingkat kegelapan atau kecerahan obyek pada citra. Adapun faktor yang mempengaruhi rona adalah:

a.Karakteristik obyek (permukaan kasar atau halus).

b.Bahan yang digunakan (jenis film yang digunakan).

c.Pemrosesan emulsi (diproses dengan hasil redup, setengah redup dan gelap).

d.Keadaan cuaca (cerah/mendung).

e.Letak obyek (pada lintang rendah atau tinggi).

f.Waktu pemotretan (penyinaran pada bulan Juni atau Desember).

2.Ciri spasial
Ciri spasial adalah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi:

a.Tekstur: adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Biasa dinyatakan; kasar, sedang dan halus. Misalnya hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.

b.Bentuk: adalah gambar yang mudah dikenali. Contoh; Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L dan U atau persegi panjang, Gunung api misalnya berbentuk kerucut.

c.Ukuran: adalah ciri obyek berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran obyek pada citra berupa skala. Contoh; Lapangan olah raga sepak bola d icirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 – 100 m).

d.Pola: atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai banyak obyek bentukkan manusia dan beberapa obyek alamiah. Contoh; pola aliran sungai menandai struktur biologis. Pola aliran trellis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah yang jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

e.Situs: adalah letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Contoh; Permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.

f.Bayangan: bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap. Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa obyek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. Contoh; lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan obyek yang tergambar dengan jelas.

g.Asosiasi: adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lainnya. Contoh; Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).

3.Ciri Temporal
Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan benda pada saat perekaman, misalnya; rekaman sungai musim hujan tampak cerah, sedang pada musim kemarau tampak gelap.

Penilaian atas fungsi obyek dan kaitan antar obyek dengan cara menginterpretasi dan menganalisis citra yang hasilnya berupa klasifikasi yang menuju ke arah teorisasi dan akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari penilaian tersebut. Pada tahapan ini interpretasi dilakukan oleh seorang yang sangat ahli pada bidangnya, karena hasilnya sangat tergantung pada kemampuan menafsir citra.

Menurut Prof. Dr. Sutanto, pada dasarnya interpretasi citra terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu perekaman data dari citra dan penggunaan data tersebut untuk tujuan tertentu. Perekaman data dari citra berupa pengenalan obyek dan unsur yang tergambar pada citra serta penyajiannya ke dalam bentuk tabel, grafik atau peta tematik. Urutan kegiatan dimulai dari:

•menguraikan atau memisahkan obyek yang rona atau warnanya berbeda;

•ditarik garis batas/delineasi bagi obyek yang rona dan warnanya sama;

•setiap obyek dikenali berdasarkan karakteristik spasial dan unsur temporalnya;

•obyek yang sudah dikenali, diklasifikasi sesuai dengan tujuan interpretasinya;

•digambarkan ke dalam peta kerja atau peta sementara;

•untuk menjaga ketelitian dan kebenarannya dilakukan pengecekan medan (lapangan);

• interpretasi akhir adalah pengkajian atas pola atau susunan keruangan (obyek); dan

• dipergunakan sesuai tujuannya.

Untuk penelitian murni, kajiannya diarahkan pada penyusunan teori, dan analisisnya digunakan untuk penginderaan jauh, sedangkan untuk penelitian terapan, data yang diperoleh dari citra digunakan untuk analisis dalam bidang tertentu.

Dalam menginterpretasi citra, poengenalan obyek merupakan bagian yang sangat penting, karena tanpa pengenalan identitas dan jenis obyek, maka obyek yang tergambar pada citra tidak mungkin dianalisis. Prinsip pengenalan obyek pada citra didasarkan pada penyelidikkan karakteristiknya pada citra. Karakteristik yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali obyek disebut unsur interpretasi citra (lihat pada materi identifikasi).

B.POLA DAN CIRI KENAMPAKAN ALAM DARI HASIL PEMETAAN DAN INTERPRESTASI CITRA

Di bawah ini disajikan beberapa ciri kenampakan alam dari hasil pemetaan dan interpretasi citra yang disarikan dari diktat Penginderaan Jauh oleh Prof Dr. Sutanto (tahun 1992).

1.Sungai
Memiliki tekstur permukaan air yang seragam dengan rona yang gelap jika airnya jernih atau cerah jika keruh. Arah aliran sungai ditandai oleh bentuk sungai yang lebar pada bagian muara, pertemuan sungai memiliki sudut lancip sesuai dengan arah aliran, perpindahan meander ke arah samping dan kerah bawah (muara), ketinggian semakin rendah ke arah muara, gosong sungai meruncing ke arah hulu dan melebar ke arah muara. Lihat gambar 4.1.

2.Hutan Bakau
Rona sangat hitam karena daya pantul terhadap cahaya rendah, ketinggian pohon seragam dan tumbuh pada pantai yang becek, tepi sungai atau peralihan daerah yang payau.

3.Batu liat

Identifikasi foto udara untuk batu liat (shale) berlapis mendatar. Lihat gambar 4.2, 4.3, 4.4:

a.Topografi: Terdapat di daerah iklim arid tebing sungai terjal dan di daerah iklim humid lereng landai hingga sedang.

b.Pola aliran: Pola dendritik dengan sungai membelok lemah.

c.Tekstur: Halus dan sedang.

d.Rona foto: Rona foto sangat bervariasi, pada umumnya lebih gelap dibandingkan batu pasir dan batu kapur.

e.Vegetasi dan penggunaan lahan: Hanya tumbuhan gurun yang terdapat di daerah arid.

4.Sagu dan nipah
Keduanya tergolong jenis palma, perbedaannya adalah:

a.Sagu memiliki daun yang membentuk roset (bintang) sedang nipah tidak.

b.Sagu memiliki rona yang gelap sedang nipah berona cerah dan seragam.

c.Sagu tumbuh berkelompok sedang nipah tidak.

d.Tangkai bunga sagu memantulkan cahaya putih yang berasal dari tajuk bunga sedang nipah tidak.

Contoh konvergensi bukti.

Anda baru saja mempelajari kegiatan belajar 4. Untuk menguji kemampuan Anda, silahkan Anda kerjakan tes mandiri berikut.

Tugas Kegiatan Belajar 4

TUGAS 4

A.Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Keterkaitan antara obyek yang satu dengan yang lain disebut ....

A.bayangan

B.asosiasi

C. tekstur

D. situs

E.pola

2. Interpretasi citra adalah kegiatan untuk ....

A.menafsirkan atau mengkaji obyek melalui foto udara atau foto satelit

B.pengenalan obyek melalui proses deteksi

C. mengklasifikasi obyek sesuai dengan tujuan

D. perekaman data citra berupa pengenalan obyek

E.penilaian fungsi dari suatu obyek

3. Salah satu kenampakan obyek dari hasil foto udara yang mempunyai spektrum kasar adalah ....

A.padang rumput

B.permukaan air

C. padang pasir

D. persawahan

E.hutan

4. Ciri spektoral dalam pengejaan benda dinyatakan dengan ....

A.satelit dan landsat

B.sinar gelombang

C. foto dan non foto

D. citra dan sensor

E.rona dan warna

5. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi rona adalah ....

A.karakteristik obyek

B.bentuk obyek yang direkam

C. letak obyek saat penginderaan

D. keadaan cuaca pada saat penginderaan

E.bahan yang digunakan pada alat indera

6. Salah satu ciri hutan bakau pada foto udara terlihat ....

A.tangkai bunga berwarna gelap

B.rona dan bentuk tidak sama

C. ketinggian pohon seragam

D. tumbuh mengelompok

E.tekstur tidak seragam

7. Berikut ini merupakan ciri spasial, kecuali ....

A.asosiasi

B.bentuk

C. tekstur

D. ukuran

E.rona

8. Tahapan untuk mendapatkan data geografi dari hasil penginderaan jauh, dengan urutan yang benar adalah ....

A.analisis – deteksi – identifikasi

B.identifikasi – deteksi – analisis

C. deteksi – identifikasi – analisis

D. identifikasi – analisis – deteksi

E.detekssi – analisis – identifikasi

9. Frekwensi perubahan rona pada citra seperti kasar, halus sedang disebut ....

A.bentuk

B.tekstur

C. rona dan warna

D. ukuran

E.situs  

10. Ciri pemukiman transmigrasi pada citra seperti tersebut dibawah ini, kecuali ....

A.ukuran sama

B.letak terpencil

C. bentuk seragam

D. menghadap jalan

E.jarak tidak teratur

PENUTUP

Selamat! Anda sudah dengan baik mempelajari modul ini. Dengan memahami isi modul ini Anda berarti sudah mampu menafsirkan pola dan ciri kenampakan alam dan budaya pada berbagai peta dan media citra dan manfaatnya untuk bergai bidang kehidupan maupun kemajuan ilmu dan teknologi. Hal-hal penting yang telah anda pelajari adalah:

  1. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala.
  2. Peta yang baik harus dilengkapi dengan komponen-komponen kelengkapan peta agar si pemakai mudah membacanya. Komponen-komponen tersebut adalah: Judul peta, Skala peta, legenda, tanda arah, sumber peta, simbol-simbol, warna, tahun pembuatan, garis tepi (border), garis lintang dan garis bujur, inset peta.
  3. Dalam membaca peta orang harus memahami dengan baik semua simbol dan informasi yang ada pada peta. Membaca peta pada hakekatnya mempelajari medan/lapangan lewat simbol-simbol yang ada. Fenomena yang dibaca pada peta antara lain, penampakan alam, sosial ekonomi, sejarah, arah, lokasi, ketinggian.
  4. Pengumpulan data untuk pembuatan peta dapat dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan, dengan menggunakan alat sederhana, yaitu kompas dan pita ukur serta alat ukur optik misalnya theodolit.
  5. Dari hasil pengumpulan data statistik, misalnya hasil sensus dapat dilakukan pengklasifikasian, tabulasi dan pembuatan grafik
  6. Data untuk pembuatan peta, baik peta umum atau peta tematik dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu pengukuran langsung, penyadapan citra penginderaan jauh, penggunaan peta-peta yang sudah ada dan data statistik. Syarat utama pembuatan peta tematik adalah ketersediaan data dan mengetahui lokasi data itu berada.
  7. Penginderaan jauh dapat diartikan sebagai ilmu atau tehnik untuk mendapatkan informasi tentang obyek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data-data yang diperoleh dari suatu alat, tanpa kontak langsung dengan obyek, wilayah atau gejala tersebut.
  8. Produk penginderaan jauh adalah citra, yaitu gambaran yang tampak dari suatu obyek yang diamati sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau atau sensor. Citra dapat berupa foto udara (citra foto) dan citra nonfoto. Citra foto dan Citra nonfoto dapat diklasifikasikan berdasarkan: Spektrum elektromagnetik yang digunakan sumbu kamera yang digunakan, jenis kamera yang digunakan, jenis wahana yang digunakan dan wahana yang digunakan.
  9. Untuk menganalisis foto udara dengan baik, harus diperhatikan bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona, tekstur, dan situs dari obyek yang sedang diamati.
  10. Penyadapan data dari citra penginderaan jauh, berupa foto udara ataupun citra satelit. Citra penginderaan jauh dapat digunakan untuk peta umum dan peta tematik.

Dengan demikian Anda mampu menafsirkan pola dan ciri penampakan alam dan budaya pada berbagai peta dan media citra dengan baik. Untuk mengukur pengetahuan yang Anda miliki, sebaiknya Anda mendatangi sekolah penyelengara dan melalui Guru Binaan mintalah Test Akhir Modul.

Jika Anda belum mencapai 75% silakan Anda mempelajari kembali modul ini. Dan menjawab kembali Test/Soal-soal yang disediakan untuk mengukur kemampuan Anda hingga mencapai 75%. Setelah itu anda boleh melanjutkan ke materi atau modul berikutnya. Selamat berjuang! dan sukses selalu menyertai Anda.

Kunci Kegiatan

KUNCI JAWABAN LATIHAN DAN TUGAS

LATIHAN 1
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.

LATIHAN 2
Komponen peta:

1. Judul peta
2. Skala peta
3. Legenda peta
4. Garis tepi
5. tanda orientasi
6. Proyeksi peta
7. Sumber dan tahun pembuatan peta
8. Inset peta 9. Garis lintang (paralel)
10. Garis bujur (meridian)

LATIHAN 4

1.Judul peta: Hasil sumber daya alam Indonesia

2.Komponen yang belum tercantum:

e.Garis bujur (meridian), dan garis lintang (paralel)

f.Judul peta

g.Proyeksi peta

Komponen yang telah tercantum:
Legenda
Skala
Tanda orientasi
Garis tepi
Sumber dan tahun pembuatan peta.

TUGAS 1

1.D       6.B

2.B       7.E

3.A       8.A

4.A       9. B

5.D     10. B

TUGAS 2

A. 1

TUGAS 3

  1. Pengertian penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan menggunakan suatu alat tanpa kontak lansung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
  2. Citra adalah merupakan gambaran yang tampak dari suatyu obyek yang sedang dimati sebagai hasil dari liputan atau rekaman dengan alat (sensor).
  3. Yang mempengaruhi jumlah tenaga matahari untuk mencapai bumi adalah:
    a. waktu
    b. lokasi
    c. kondisi cuaca
  4. Resolusi spasial adalah kemampuan sensor untuk menyajikan gambaran obyek terkecil.
  5.  

5.Beda antara citra foto dan citra nonfoto.

Jenis Citra Citra Foto Citra Nonfoto
Variabel Pembeda    

Sensor

Detektor

Proses perekaman

 

Mekanisme perekaman

Spektrum electromagnetik

Kamera

Film

Fotografi/Kimiawi

 

Serentak

Spektrum tampak dan perluasannya

Nonkamera. Mendasarkan Atas penyiaman (scanning) Kamera yang detektornya Bukan film.

Pita magnetik, termistor, Foto konduktif, foto vultaik, dsb

Elektronik

Parsial

Spektra tampak dan Perluasannya, termal, dan Gelombang mikro

6.Komponen-komponen sistem penginderaan jauh:
a. sumber tenaga
b. atmosfer
c. tanaga pancaran
d. tenaga patulan
e. sensor
f. obyek
g. data visual
h. data digital
i. citra dan non citra
j. aneka pengguna data

7. Sensor fotografi adalah Proses perekaman yang berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan foto.
Sensor electrik adalah Sensor yang menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik. Alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya.

8.Perbedaan peta dan citra penginderaan jauh:

Peta

Citra Penginderaan Jauh

1. Penyajian peta yang selektif

2. Pengguna peta harus memiliki ketrampilan dalam membaca peta

3. Peta secara planimetrik mempunyai ketelitian tinggi, karena sifat proyeksinya yang ortogonal. Ortogonal artinya skala di berbagai bagian pada peta tetap sama, terutama pada skala besar.

Penyajian citra penginderaan jauh tidak selektif (unselective). Apa saja yang dapat direkam oleh sensor akan terlihat atau tampak.

Citra penginderaan jauh mengandung ketidak telitian dalam hal ukuran planimetriknya, terutama foto udara yang mempunyai proyeksi sentral.

peta memerlukan alat yang mahal, seperti rectifier, zoom transfercope, camera, stereo, plotter analytical. Analog, dan optical photograph.

TUGAS 4

1.B    6.C

2.A    7.E

3.E    8.C

4.E    9. B

5.B    10.E

DAFTAR PUSTAKA

Estes J.E., Imaging with Photographyc and Nonphotographyc Sensor System, In: Remote Sensing Tehniques for Environmental Analysis, California: Hamilton Publishing Company, 1974.

Bambang Nianto Mulyo, M.Ed., Purwadi Suhandini, M.Si., Kurikulum 2004, Geografi 1, Solo: Tiga Serangkai.

Lillesand, Kiefer, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Gajah Mada University Press, 1998.

Lindgren, D.T, Land use Planning and Remote Sensing, Doldrecht: Martinus Nijhoff Publisher, 1985.

Sutanto, Prof., Penginderaan Jauh, Jilid 1, Fakultas Geografi, Gajah Mada University Press, 1998.

Tim Geografi SMU DKI, Kurikulum Suplement GBPP 199, Geografi SMU Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Totok Gunawan, dkk., Kurikuluim 2004, Fakta dan Konsep Geografi 1, Bandung: Ganeca Exact.

Paine, David P, Areal Photography and Image Interpretation for Resource Management, USA: Areal State University, 1981.

Copyright © Pustekkom Kemdiknas