Uang

Kompetensi Dasar:
Mendeskripsikan peranan uang dalam mayarakat
Indikator:
  • Siawa dapat mendefinisikan pengertian uang
  • Siswa mampu mendeskripsikan konsep permintaan dan penawaran uang
  • Siswa mampu menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang
  • Siswa mampu menguraikan jenis-jenis sistem standar moneter
  • Siswa mampu menguraikan kelebihan dan kekurangan masing-masing siatem standar moneter
Materi
Pengertian Uang
UANG
Dari jaman dahulu masyarakat sudah mengetahui mengenai perdagangan, diawali dari perdagangan dengan cara barter dan sampai saat ini orang sudah mendapatkan alat bantu yang disebut uang dalam memudahkan pertukaran.

Uang yang dimiliki tiap negara berbeda-beda dan mempunyai nilai. Dengan memiliki nilai, maka dapat diukur perbandingan mata uang tiap-tiap negara.
Beberapa ahli mendefinisikan uang sebagai berikut:
Uang adalah sebagai alat tukar (A.C. Pigou), yang dapat diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang (D.H. Robertson) dan pembelian jasa serta kekayaan berharga lainnya dan dapat digunakan untuk pembayaran utang (R.G. Thomas).
Secara umum uang dapat diartikan sebagai benda yang disetujui masyarakat sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar barang dan jasa, dan sebagai alat penghitung kekayaan.
Berdasarkan pengertian mengenai uang, maka kita dapat mengetahui syarat suatu benda dapat dijadikan uang, yaitu:
  1. dapat diterima oleh masyarakat umum (acceptability)
  2. tidak mengalami perubahan dan tidak cepat rusak (durability)
  3. nilainya tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu yang lama (stability of value)
  4. praktik dan mudah dibawa kemana-mana (portability)
  5. mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
  6. kualitasnya relatif sama (uniformity)
  7. jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)
Dari beberapa pengertian mengenai uang, maka uang dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu:
uang1
Permintaan dan Penawaran
1. Permintaan Uang
Permintaan terhadap uang dapat diartikan sebagai penetapan nilai uang yang dapat diperoleh untuk mendapatkan sejumlah barang dan jasa.
Contoh, pada tahun 1998 sebelum krisis moneter dengan mengeluarkan sejumlah uang Rp. 5000, kita dapat memperoleh 2 kg beras. Tetapi saat sekarang, dengan jumlah uang yang sama kita hanya dapatkan 1 kg beras dengan kualitas beras yang sama.
Naik turunnya harga barang disebabkan oleh:
  • nilai barang
  • nilai uang
apabila semua harga barang mengalami perubahan, maka dapat dikatakan nilai uang yang berubah.
Perubahan nilai uang dapat dijelaskan dengan menggunakan teori jumlah (teori kuantitas, Marshall) yaitu: adanya keseimbangan antara jumlah uang yang beredar dengan berbagai faktor yang ikut mempengaruhinya.
Faktor yang mempengaruhi meliputi:
  1. kecepatan peredaran uang kartal dan giral
  2. lamanya uang tersimpan
  3. jumlah pendapatan nasional.
Sehingga teori kuantitas dirumuskan: M = k.PT
M = jumlah uang yang beredar
PT = jumlah nilai transaksi (pendapatan nasional)
k = konstanta
Dari teori Marshall dapat dicontohkah:
Bila Indonesia memiliki pendapatan nasional sejumlah Rp. 888 triliun, bila masyarakat secara umum memegang uang sejumlah 45% dari jumlah transaksi tiap tahunnya, maka jumlah uang yang beredar = 45% x Rp. 888 triliun = Rp. 399,6 triliun.
Dan diketahui sasaran pertumbuhan ekonomi (T) ditetapkan 20% dan tingkat inflasi optimal 5%, maka tingkat kenaikan jumlah uang (M) = 20% + 5% = 25%
Maka jumlah uang yang dibutuhkan:
M = 45% x (Rp. 888 triliun + 25% x Rp. 888 triliun )
= 0,45 x 1.110 triliun
= Rp. 499,5 triliun
T dan k dianggap relatif tetap, karena:
- T tergantung pada kapasitas produksi nasional
- k tergantung pada kebiasaan pembayaran di masyarakat
2. Penawaran Uang
Penawaran atas uang dapat diartikan, jumlah semua uang yang beredar dalam satu sistem perekonomian. Jumlah uang yang beredar dapat dibedakan atas:
  • kewajiban sistem moneter yang terdiri atas uang kartal dan uang giral
kewajiban sistem moneter yang terdiri atas uang giral (rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan), uang kartal, uang kuasi.
Uang kuasi adalah sejenis uang yang salah satu fungsinya sebagai alat pembayaran sementara yang tertunda. Contoh: tabungan berjangka (time deposit) dan tabungan (saving deposit) pada lembaga keuangan bukan bank.
Jumlah Uang yang Beredar
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah:
  1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi: politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal.
  2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya kecil.
  3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga.
  4. Tingkat pendapatan masyarakat
  5. Tingkat suku bunga bank
  6. Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar semakin banyak, demikian sebaliknya)
  7. Harga barang
  8. Kebijakan kredit dari pemerintah
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka kita dapat melihat hal apa saja yang mempengaruhi permintaan uang, yaitu:
  1. besar kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
  2. cepat lambatnya laju peredaran uang
  3. motif memiliki uang tunai, J.M Keynes dalam teori liquidity preference: motif transaksi (transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), motif spekulasi (speculative motive)
Bila ada hal yang mempengaruhi permintaan uang, berarti ada hal yang mempengaruhi penawaran uang juga, yaitu:
  1. tinggi rendahnya tingkat bunga
  2. tingkat pendapatan masyarakat
  3. jumlah penduduk
  4. keadaan letak geografis
  5. struktur ekonomi masyarakat
  6. penguasaan iptek
  7. globalisasi ekonomi
Kebijakan pemerintah terhadap jumlah uang yang beredar di masyarakat dilakukan dengan cara:
1. pengendalian tingkat bunga melalui politik diskonto.

uang2
deflasi adalah keadaan yang menunjukkan daya beli uang meningkat pada masa tertentu karena jumlah uang relativ kecil dibandingkan jumlah barang dan jasa.
2. menarik atau menambah jumlah uang yang beredar melalui politik pasar terbuka dengan cara membeli atau menjual surat-surat berharga.
uang3
SBI = Sertifikat Bank Indonesia
3. pemotongan nilai mata uang melalui kebijakan sanering yang dilakukan bank sentral
4. melakukan revaluasi/devaluasi.
Dari sisi politik kebijakan moneter dapat dibedakan atas:
  1. Politik Uang Ketat (Tight Money Policy)
  • peningkatan suku bunga (discount policy)
  • penjualan SBI (open market policy)
  • peningkatan cadangan kas (cash ratio)
  • pengetatan pemberian kredit
  1. Politik Uang Longgar ( Easy Money Policy)
  • penurunan tingkat suku bunga
  • pembelian SBI
  • penurunan cadangan kas
  • pemberian kredit longgar
Standar Moneter
Standar moneter adalah benda yang ditetapkan sebagai objek pembanding atau nilai dalam jumlah satuan tertentu dan dalam waktu tertentu sebagai alat kesatuan hitung.
Standar mata uang yang digunakan dapat berupa logam atau kertas.
1. Standar Uang Logam (Metal Standard)
Apabila logam tertentu, baik emas atau perak digunakan sebagai standar keuangan negara. Standar logam dibedakan atas:
  • standar emas tunggal(monometalism), menggunakan emas atau perak sebagai standar keuangan
    Standar emas tunggal terbagi: 1. standar emas tulen (pure gold standard), uang emas dan uang kertas yang beredar; 2. standar inti emas (gold bullion standard), uang perak & uang kertas yang beredar ; 3. standar wesel (gold exchange standard), emas & wesel dari negara yang berstandar
  • sistem standar kembar (bimetallism), menggunakan emas dan perak sebagai dasar keuangan negara dan perbandingan keduanya (Thomas Gresham dalam teorinya the bad money always drives out good money; uang yang nilai bahannya rendah akan mendesak nilai bahan yang lebih tinggi, sehingga uang logam yang nilai bahannya tinggi akan disimpan orang) ditetapkan oleh undang-undang
  • sistem standar pincang, bila emas digunakan sebagai dasar keuangan dan perak sebagai alat pembayaran yang sah, tetapi masyarakat tidak bisa bebas mencetaknya.
2. Standar Kertas (Ametalism)
Uang kertas berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Di dalam suatu negara beredar uang kertas dalam jumlah yang tidak terbatas dan uang tersebut tidak bisa ditukar dengan emas.
Kelebihan dan kekurangan dari sistem standar moneter
1. Sistem standar tunggal
Kelebihan
Kekurangan
memiliki nilai penuh (full bodied money) sangat tergantung pada satu jenis logam saja
adanya kebebasan untuk membuat dan
melebur uang
logam emas/perak jumlahnya terbatas
tiap orang boleh menimbun emas/perak kesulitan dalam menentukan jumlah uang yang beredar secara pasti
uang yang beredar dapat langsung ditukar dengan emas yang dipakai sebagai
jaminannya
di setiap daerah memiliki kadar emas/perak berbeda sehingga perlu disesuaikan

2. Sistem standar kembar
Kelebihan
Kekurangan
ada dua logam yang dipergunakan sebagai
standar keuangan negara
menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap uang
uang yang beredar dan bisa bergantian dan
diatur undang-undang
berlakunya hukum Gresham, uang logam yang bermutu rendah ada di peredaran akan terdesak dengan uang logam yang bermutu tinggi
nilai uang tidak ditentukan oleh undang-
undang, tetapi ditentukan oleh nilai yang ada di pasar
uang logam yang bernilai tinggi susah diperoleh di peredaran
tiap orang dapat membuat dan melebur uang bila berlaku standar kembar alternatif, hanya salah satu standar logam yang berlaku

3. Sistem standar kertas
Kelebihan
Kekurangan
kepercayaan kepada pemerintah sangat besar adanya kemudahan untuk pemalsuan
uang dipertanggungjawabkan oleh pemerintah melalui bank peredaran uang yang beredar tidak dapat ditukar dengan jaminan yang disimpan di bank peredaran
uang yang beredar dapat dihitung secara
kuantitatif dan kualitatif
nilai uang selalu berubah-ubah
penghematan terhadap logam mulia dari kualitas bahan, cepat rusak/robek ataupun lusuh
biaya pembuatannya lebih murah dan lebih
elastis dalam persediaan.
menuntut pemerintah selalu mengontrol stabilitas keuangan