KOMPETENSI DASAR :
Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian
INDIKATOR :
- Mendeskripsikan pengertian sosialisasi
- Menjelaskan jenis-jenis sosialisasi
- Mendeskripsikan pemikiran G.H. Mead dan C.H.Cooley tentang perkembangan kepribadian
- Mendeskripsikan pengertian kepribadian dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
Materi
Pengertian Sosialisasi
Tahukah anda, bagaimana kepribadian seseorang terbentuk? Apakah pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau bawaan sejak lahir ? Adakah hubungan pembentukan kepribadian seseorang dengan sosialisasi? Ternyata, kepribadian terbentuk selain karena faktor bawaan sejak lahir juga dipengaruhi interaksi dengan individu di lingkungan sosial.
Dalam interaksi tersebut individu mengalami pengenalan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dimana individu hidup. Masyarakat mengharapkan perilaku individu sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Proses penanaman nilai dan norma pada warga masyarakat disebut sosialisasi. Sosialisasi dialami individu sejak lahir sampai dewasa. Mari kita perhatikan lebih lanjut apa pendapat ahli mengenai pengertian sosialisasi ini.
Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Hal yang dipelajari dalam sosialisasi adalah peranan, nilai dan norma sosial. Sedangkan Koentjaraningrat mengatakan sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal dan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Bruce J. Cohen mengatakan sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyrakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok. Nilai dan norma yang ada di masyarakat serta pemahaman akan peran sosial sesuai dengan status sosial yang dimiliki individu akan mempengaruhi pembentukan kepribadian. Sosialisasi dapat dilakukan tanpa sengaja atau dengan sengaja.
Sosialisasi tanpa sengaja terjadi ketika individu menyaksikan kegiatan yang dilakukan orang-orang disekitarnya lalu menginternalisasi pola perilaku tersebut ke dalam kepribadiannya. Misalnya, anak memperhatikan perilaku ayah dan ibu ketika bertinteraksi dengan orang lain. Anak meniru atau mencontoh perilaku kedua orangtuanya dalam menghadapi orang lain. Sosialisasi dengan sengaja dilakukan melalui pendidikan dan pengajaran yang sengaja dilakukan anggota masyarakat kepada individu. Individu secara sengaja dikenalkan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya anak sengaja diajarkan oleh anggota keluarga untuk menerima dan memberi sesuatu dengan tangan kanan. Di dalam pendidikan dan pengajaran tersebut anak akan mencoba memahami dan menanamkan nilai dan norma tersebut dalam dirinya. Kedua sosialisasi ini baik yang disengaja atau tidak akan mempengaruhi pembentukan kepribadian individu.
Jenis-Jenis Sosialisasi
Siapakah yang melakukan proses sosial atau sosialisasi? Pihak-pihak yang melakukan sosialisasi disebut agen sosialisasi. Untuk mengetahui siapa yang melakukan sosialisasi, kita harus melihat jenis sosialisasinya. Sosialisasi yang ada di masyarakat terbagi atas beberapa jenis :
1. Sosialisasi berdasar tipenya terbagi atas :
- Sosialisasi formal, yaitu sosialisasi yang dilakukan melalui lembaga-lembaga berwenang menurut ketentuan negara atau melalui lembaga-lembaga yang dibentuk menurut undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.
- Sosialisasi informal, yaitu sosialisasi yang bersifat kekeluargaan, pertemanan atau sifatnya tidak resmi.
2. Sosialisasi berdasar bentuknya terbagi atas :
- Sosialisasi primer, yaitu sosialisasi paling awal yang diterima individu dari lingkungan sosial terdekatnya. Umumnya agen sosialisasi adalah anggota keluarga , misalnya dari ayah, ibu, kakak, kakek, nenek, paman atau pun paman dan bibi.
- Sosialisasi sekunder, merupakan sosialisasi lanjutan untuk memperkenalkan individu ke lingkungan di luar keluarga. Misalnya lingkungan sekolah dan warga masyarakat lingkungan sekitar tempat tinggal. Agen sosialisasi bisa teman sekolah, guru, teman bermain, bapak-bapak dan ibu-ibu tetangga tempat tinggal.
3. Sosialisasi berdasarkan polanya terbagi atas :
- Sosialisasi represif, yaitu sosialisasi yang menekankan penggunaan hukuman terhadap kesalahan yang dilakukan individu dalam rangka menjalani kehidupan di masyarakatnya.
- Sosialisasi partisipasif, yaitu sosialisasi di mana anak diberi hadiah ketika berperilaku baik, menekankan pada keikutsertaan individu dalam proses sosial.
Pemikiran G.H. Mead dan C.H. Cooley Tentang Perkembangan Kepribadian
Dua ahli yang membicarakan perkembangan kepribadian adalah G.H.Mead dan C.H.Cooley. Mead mengatakan pembentukan diri dan kepribadian seseorang terjadi melalui proses pengambilan peran (role taking) dengan empat tahap perkembangan. Tahap perkembangannya yaitu: preparetory stage, play stage, game stage dan generalized others.
1. Preparetory Stage
Tahap persiapan, suatu tahapan yang dialami oleh seseorang sejak dia dilahirkan. Ia dipersiapkan untuk mengenal kehidupan sosial untuk memperoleh pemahaman diri. Merupakan kegiatan meniru tidak sempurna. Orang-orang di lingkungan keluarga berperan besar dalam kegiatan ini. Misalnya ketika ibu menyuapi anak ia mengatakan makan dan anak meniru dengan kata mam, atau ibu mengajarkan anak berjalan dengan memegang kedua tangannya dan berkata taa-tah untuk menggantikan kata jalan.
2. Play Stage
Tahap anak belajar mengambil peran (meniru) orang-orang yang berada di sekitarnya (significant other) namun anak belum memahami peranan tersebut. Pada tahap ini kegiatan meniru peran-perang orang dewasa yang ada disekitarnya semakin sempurna. Walaupun anak telah menjalankan peran-peran tersebut akan tetapi mereka belum sepenuhnya memahami makna-makna peran yang ditirunya.
3. Game Stage
Tahap seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, akan tetapi anak telah pula mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain. Contoh ketika seorang remaja bertanding basket, ia bukan hanya tahu peran dirinya dan teman satu timnya akan tetapi ia pun mengetahui peran dari tim lawan termasuk peran hakim, penjaga garis dan penonton. Pada tahap ini individu sudah memahami makna dari peran-peran yang ada.
4. Generalized Other
Tahap ini menunjukkan seorang anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas tidak sekedar orang terdekat. Termasuk peran orang yang tidak berinteraksi dengannya. Sebagai contoh walaupun banyak orang belum pernah bertemu langsung dengan presiden SBY, akan tetapi mereka mengetahui peran SBY sebagai Presiden Republik Indonesia.
Jika Mead mengatakan perkembangan kepribadian terjadi melalui pengambilan peran, Cooley menyatakan terbentuknya kepribadian seseorang melalui pembentukan konsep diri yang disebut looking-glass self. Pembentukan looking-glass self terdiri dari tiga tahap yaitu :
- Seseorang membayangkan mengenai perilaku dan tindakannya yang dapat dilihat oleh orang lain
- Seseorang membayangkan mengenai perbuatan orang lain yang menilai perilaku atau tindakannya itu
- Seseorang membayangkan konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian orang lain terhadap dirinya.
Contohnya, sewaktu kecil seorang anak beberapa kali bertindak tidak sesuai norma, orang di sekitarnya menganggap anak itu nakal. Karena dianggap nakal maka si anak membentuk konsepsi dirinya sebagai anak nakal dan bertindak seperti anak nakal. Bagaimana pandangan anda mengenai teori ini?
Pengertian Kepribadian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian
Setelah pembahasan mengenai tahap pembentukan kepribadian, tentu kita ingin mengetahui apakah yang dimaksud dengan kepribadian? Kita perhatikan pendapat ahli berikut.
M.A.W. Brower berpendapat, bahwa kepribadian adalah corak tingkahlaku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang. Menurut Yinger kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecendrungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi telah dilaluinya. Sedangkan Cuber mengatakan bahwa kepribadian adalah gabungan keseluruhan sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat dari seseorang.
Jadi kepribadian merupakan integrasi dari keseluruhan kecendrungan seseorang untuk berperasaan, berkehendak, berpikir, bersikap, dan berbuat sesuai dengan pola perilaku tertentu.
Kalau kita perhatikan, kepribadian individu sangat beragam. Hal ini terjadi karena selain pengaruh sosialisasi ada hal lain yang mempengaruhi pembentukan tersebut yaitu :
1. Keadaan Fisik
Setiap manusia mempunyai keadaan fisik yang berbeda dari orang lain. Perbedaan fisik anak menimbulkan perbedaan perlakuan dari orang sekitarnya. Anak yang fisiknya lemah cenderung dilindungi secara berlebihan sehingga tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru. Bandingkan jika anak secara fisik kuat dan jarang sakit, bagaimana perlakuan yang diterimanya dari orang lain? Hal tersebut mempengaruhi anak dalam membentuk konsep diri dan akhirnya mempengaruhi model kepribadiannya. Keadaan fisik seseorang diwarisi dari ayah dan ibunya. Ketika berada dalam kandungan, perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi dari ibu dan keadaan kejiwaan ibu. Jika asupan nutrisi dan keadaan kejiwaan ibu baik, anak akan tumbuh baik begitupun sebaliknya. Beberapa penyakit juga diturunkan dari orangtua, seperti diabetes, darah tinggi dan kelainan darah. Menurut penelitian, kemampuan IQ anak pun dipengaruhi oleh IQ orangtua kandungnya.
2. Lingkungan fisik (geografis)
Lingkungan fisik seperti perbedaan kesuburan tanah dan kekayaan alam akan mempengaruhi kepribadian penduduknya. Menurut penelitian mengenai mereka yang tinggal didaerah tandus, panas dan miskin cenderung lebih keras menghadapi hidup dan tega menghadapi orang lain. Sedangkan lingkungan fisik yang subur menghasilkan kepribadian yang ramah, lebih santai dan terbuka pada orang lain.
3. Kebudayaan
Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat norma sosial budaya yang berbeda dari masyarakat lain. Norma sosial budaya ini mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. Perbedaan nilai dan norma kebudayaan signifikan terhadap perbedaan kepribadian. Misalnya orang yang berasal dari suku di luar Jawa akan melihat orang Jawa sebagai individu yang halus baik tuturkata maupun gerakannya. Perempuan Jawa pantang berbicara dan tertawa keras. Sedangkan oorang dari sukubangsa Batak seolah-olah selalu berbicara dengan suara lantang.
4. Pengalaman Kelompok
Melalui pergaulan kelompok seseorang akan menilai dirinya sesuai dengan nilai kelompoknya. Pembentukan kepribadian dipengaruhi nilai kelompok masyarakatnya. Contohnya individu mendapatkan pengalaman dari teman-teman sebaya atau teman sepermainan.
5. Pengalaman Unik
Perbedaan kepribadian terjadi karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak ada yang menyamai. Misalnya seorang anak di waktu kecil belajar naik sepeda dan jatuh. Sejak itu ibu selalu melarang jika anak ingin mencoba naik sepeda lagi karena takut anak jatuh. Larangan tersebut mempengaruhi pembentukan kepribadian, menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru karena takut gagal.