Reaksi Redoks

Kompetensi
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan dapat :
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
Secara khusus anda diharapkan dapat:
  1. Menjelaskan berbagai konsep reaksi reduksi dan oksidasi
  2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion
  3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi reduksi oksidasi
  4. Menjelaskan aplikasi reaksi reduksi oksidasi dalam kehidupan sehari-hari.
Materi
Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi
1. Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen
Pada awalnya konsep reaksi reduksi oksidasi didasarkan pada penggabungan unsur / senyawa dengan oksigen untuk membentuk oksida, dan pelepasan oksigen dari senyawanya.
a. Reaksi Reduksi : Pelepasan oksigen dari senyawanya

b. Reaksi Oksidasi : penggabungan oksigen dengan unsur/senyawa.

2. Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi Berdasarkan Pelepasan dan Pengikatan Oksigen
Dengan berkembangnya teori atom, memasuki abad ke-20 ditinjau dari ikatan kimianya para ahli melihat suatu karakteristik mendasar dari reaksi reduksi oksidasi yaitu adanya serah terima elektron. Dan konsep ini ternyata dapat diterapkan untuk reaksi-reaksi yang tidak melibatkan oksigen.
a. Reaksi Reduksi : penerimaan elektron

b. Reaksi Oksidasi : pelepasan elektron

3. Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
Dalam perkembangan selanjutnya, para ahli kimia menyadari bahwa reaksi redoks tidak selalu melibatkan serah terima elektron.

Contoh:
Reaksi pembentukan molekul H2 tidak melibatkan serah terima elektron tetapi penggunaan bersama elektron. Oleh karena itu konsep redoks diperluas lagi yakni menggunakan dasar perubahan bilangan oksidasi dari atom unsur sebelum dan sesudah reaksi.
Ditinjau dari perubahan bilangan oksidasinya, dalam reaksi reduksi oksidasi suatu unsur yang bilangan oksidasinya bertambah dikatakan mengalami oksidasi, sedangkan atom unsur yang bilangan oksidasinya turun dikatakan mengalami reduksi.
Zat yang menyebabkan zat lain tereduksi disebut reduktor. Sedangkan zat yang menyebabkan zat lain teroksidasi disebut oksidator.
Reaksi 1:

Reaksi 2:

Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi dari suatu atom adalah muatan yang dimiliki oleh atom jika elektron valensinya cenderung tertarik ke atom lain yang berikatan dengannya dan memiliki keelektronegatifan lebih besar.
Secara umum, untuk dua atom yang berikatan:
  1. Atom unsur dengan keelektronegatifan yang lebih kecil akan mempunyai bilangan oksidasi positif.
  2. Atom unsur dengan keelektronegatifan yang lebih besar akan mempunyai bilangan oksidasi negatif.
Contoh:
NH3 (Keelektronegatifan N=3, 0 H=2,1) dengan demikian Kelektronegatifan N > keelektronegatifan H, maka:
  • N dalam NH3 mempunyai harga bilangan oksidasi negatif


Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi
1. Bilangan oksidasi atom dalam unsur bebas sama dengan 0.
Contoh: Bilangan oksidasi atom dalam unsur K, Mg, C, N2, Cl2, P4, S8 = 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya. 
 
3. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral sama dengan 0.
Contoh:
Senyawa MgCl2 mempunyai muatan = 0
 
Sedangkan jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam ion poliatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh:
Ion poliatom PO43- mempunyai muatan = -3
 
4. Bilangan oksidasi unsur yang lebih elektronegatif selalu negatif dan yang kurang elektronegatif selalu positif.
Contoh:
OF2 = atom F lebih elektronegatif dari atom O maka bilangan oksidasi F negatif (-) dan O positif
(+).
5. Beberapa unsur yang memiliki bilangan oksidasi tetap dalam berbagai senyawa. 
 
Ada unsur-unsur yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi seperti Cl (b.o=-1,0,+1,+3,+5,+7) dan S(b.o -2, 0, +4, +6). Hal ini terkait dengan elektron valensi unsur tersebut yang dapat digunakan dalam ikatan kimia.
Contoh: 
 
Logam transisi juga mempunyai beberapa bilangan oksidasi seperti Mn (b.o = +2, +3, +4, +6, +7).

Suatu unsur dapat mempunyai bilangan oksidasi tertinggi dan terendah. Sistem periodik unsur dapat digunakan untuk menentukan bilangan oksidasi tertinggi dan terendah khususnya unsur golongan utama. 
 
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:
  • untuk unsur golongan utama, bilangan oksidasi tertinggi sama dengan golongan unsur tersebut dan selalu positif, kecuali O (tidak pernah +6) dan F (tidak pernah +7)
  • Untuk unsur golongan utama logam, bilangan oksidasi terendah adalah 0. Untuk non logam dan semi logam, bilangan oksidasi terendah sama dengan golongannya dikurangi 8 dan selalu negatif.

Reaksi Autoredoks
Reaksi autoredoks adalah reaksi reduksi-oksidasi dimana pereaksi yang sama mengalami oksidasi sekaligus reduksi.

Reaksi 1:

Reaksi 2:



Reaksi Redoks Dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Zat pemutih
Zat pemutih adalah senyawa yang dapat digunakan untuk menghilangkan warna benda, seperti pada tekstil, rambut dan kertas. Penghilangan warna terjadi melalui reaksi oksidasi. Oksidator yang biasa digunakan adalah natrium hipoklorit (NaOCl) dan hidrogen peroksida (H2O2). 
 
Warna benda ditimbulkan oleh elektron yang diaktivasi oleh sinar tampak. Hilangnya warna benda disebabkan oksidator mampu menghilangkan elektron tersebut. Elektron yang dilepaskan kemudian diikat oleh oksidator.
Reaksinya: 
 
Proses oksidasi pada pemutihan:

2. Fotosintesis
 
Fotosintesis adalah proses reaksi oksidasi-reduksi biologi yang terjadi secara alami. Fotosintesis merupakan proses yang kompleks dan melibatkan tumbuhan hijau, alga hijau atau bakteri tertentu. Organisme ini mampu menggunakan energi dalam cahaya matahari (cahaya ultraviolet) melalui reaksi redoks menghasilkan oksigen dan gula.
Reaksi oksidasi: 
 
Reaksi reduksi: 
 
3. Pembakaran
Pembakaran merupakan contoh reaksi redoks yang paling umum. Pada pembakaran propana
(C3H8-;) di udara (mengandung O2), atom karbon teroksidasi membentuk CO2 dan atom oksigen tereduksi menjadi H2O.
Reaksi: 

Latihan

Simulasi