Kompetensi
Setelah mempelajari program ini, diharapkan Anda dapat :
1. Menjelaskan tentang struktur sel telur.
2. Menjelaskan tentang struktur sperma.
3. Menjelaskan tentang proses fertilisasi.
4. Menjelaskan tentang proses kehamilan.
5. Menjelaskan proses perkembangan manusia mulai dari zigot sampai dewasa.
2. Menjelaskan tentang struktur sperma.
3. Menjelaskan tentang proses fertilisasi.
4. Menjelaskan tentang proses kehamilan.
5. Menjelaskan proses perkembangan manusia mulai dari zigot sampai dewasa.
Materi
Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses berfusinya pronukleus jantan pada sperma dengan pronukleus betina pada ovum hingga berbentuk zigot yang berlangsung di dalam tuba falopii (saluran telur).
Struktur Ovum
Sel yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh :
1. Corona radiata merupakan lapisan sel-sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit
2. Zona pelusida merupakan glikoprotein yang membungkus oosit.
2. Zona pelusida merupakan glikoprotein yang membungkus oosit.
Sel telur mengeluarkan senyawa fertilizin yang tersusun dari glikoprotein yang berfungsi :
1. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
2. Menarik sperma secara kemotaksis positif.
3. Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.
2. Menarik sperma secara kemotaksis positif.
3. Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.
Struktur Sperma
Sperma memiliki bagian sebagai berikut :
1. Kepala yang berinti tebal dan sedikit sitoplasma diselubungi oleh selubung tebal yang disebut akrosom.
2. Badan sperma terletak di bagian tengah sperma dan banyak mengandung mitokondria sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
3. Ekor untuk alat pergerakan sperma.
Bagian akrosom sperma menghasilkan enzim, sebagai berikut :
1. Hialuronidase : Enzim yang dapat melarutkan hialuronid pada corona radiata, sehingga sperma dapat menembus ovum.
2. Akrosin : protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida
3. Anti Fertilizin : antigen terhadap ovum sehingga sperma dapat melekat pada sel telur.
Proses Fertilisasi
Fertilisasi terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma dan terjadi di tuba falopii dengan kejadian sebagai berikut :
1. Penetrasi sperma
Oosit sekunder mengeluarkan fertilizin untuk menarik sperma agar mendekatinya. Sperma harus menembus lapisan-lapisan yang mengelilingi oosit sekunder dengan cara mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melarutkan senyawa hialuronid pada corona radiata, lalu mengeluarkan akrosin untuk menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan anti fertilizin agar dapat melekat pada oosit sekunder.
2. Proses di sel telur
Sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu agar zona pelusida tidak dapat di tembus oleh sperma yang lainnya. Penetrasi sperma akan merangsangsel telur untuk menyelesaikan proses meiosis II yang menghasilkan 3 badan polar dan satu ovum (inti oosit sekunder).
3. Setelah penetrasi
Setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti atau nukleus pada kepala sperma akan
membesar dan ekor sperma akan berdegenerasi.
4. Penggabungan inti
Terjadi penggabungan inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan inti ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) sehingga menghasilkan zigot.
Oosit sekunder mengeluarkan fertilizin untuk menarik sperma agar mendekatinya. Sperma harus menembus lapisan-lapisan yang mengelilingi oosit sekunder dengan cara mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melarutkan senyawa hialuronid pada corona radiata, lalu mengeluarkan akrosin untuk menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan anti fertilizin agar dapat melekat pada oosit sekunder.
2. Proses di sel telur
Sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu agar zona pelusida tidak dapat di tembus oleh sperma yang lainnya. Penetrasi sperma akan merangsangsel telur untuk menyelesaikan proses meiosis II yang menghasilkan 3 badan polar dan satu ovum (inti oosit sekunder).
3. Setelah penetrasi
Setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti atau nukleus pada kepala sperma akan
membesar dan ekor sperma akan berdegenerasi.
4. Penggabungan inti
Terjadi penggabungan inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan inti ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) sehingga menghasilkan zigot.
Proses perkembangan janin hingga 9 bulan (klik tombol play untuk proses)
GESTASI / KEHAMILAN
Pada masa implantasi, hormon yang bekerja adalah esterogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut berperan untuk menjaga zigot selama perkembangannya.
Zigot akan membelah berkali-kali menghasilkan sel-sel yang sama besarnya dengan bentuk seperti buah arbei dan disebut morula. Morula ini akan terus membelah sampai terbentuk rongga yang disebut blastosol, fase ini disebut blastula.
Blastula ini akan berkembang membentuk gastrula yang memiliki 3 lapisan embrional yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah) dan endoderm (lapisan dalam).
Selain berbentuk 3 lapisan embrional, juga berbentuk beberapa membran yang berfungsi untuk melindungi embrio.
Perkembangan embrio meliputi pembelahan sel dan organogenesis lapisan embrional menjadi organ-organ tubuh.
Zigot akan membelah berkali-kali menghasilkan sel-sel yang sama besarnya dengan bentuk seperti buah arbei dan disebut morula. Morula ini akan terus membelah sampai terbentuk rongga yang disebut blastosol, fase ini disebut blastula.
Blastula ini akan berkembang membentuk gastrula yang memiliki 3 lapisan embrional yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah) dan endoderm (lapisan dalam).
Selain berbentuk 3 lapisan embrional, juga berbentuk beberapa membran yang berfungsi untuk melindungi embrio.
Perkembangan embrio meliputi pembelahan sel dan organogenesis lapisan embrional menjadi organ-organ tubuh.
Perkembangan Zigot
Dalam perjalanannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel-sel yang sama besarnya dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula. Morula akan terus membelah sampai terbentuk rongga. Tahap ini isebut blastula dengan rongga di dalamnya yang disebut blastosol.
Blastula terdiri dari sel-sel bagian luar (outer cell mass / trofoblast) dan sel-sel bagian dalam (inner cell mass / embrioblast). Sel-sel bagian luar blastula merupakan sel-sel trofoblast yang akan membantu implantasi blastula pada dinding endometrium uterus.
Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan pertama ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait terhadap endometrium, selain itu sel trofoblas mengeluarkan enzim proteolitik yang mencerna dan cairkan sel-sel endometrium menjadi cairan dan nutrien yang ditransfer secara aktif oleh sel-sel trofoblas ke dalam blastula agar berkembang lebih lanjut Sel-sel bagian dalam blastula dijelaskan pada perkembangan embrio.
Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan pertama ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait terhadap endometrium, selain itu sel trofoblas mengeluarkan enzim proteolitik yang mencerna dan cairkan sel-sel endometrium menjadi cairan dan nutrien yang ditransfer secara aktif oleh sel-sel trofoblas ke dalam blastula agar berkembang lebih lanjut Sel-sel bagian dalam blastula dijelaskan pada perkembangan embrio.